Meteri ke VIII.
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN.
Oleh
Drs jamiluddin.
Dosen mata kuliah ilmu sosial dasar.
1. PENGERTIAN.
a. Defenisi.
Sutarjo hadikusuma mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan desa adalah satu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat dan punya pmerintahan.
Sedangkan menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan dari suatu kesatuan geografy, sosial ekonomi, politik dan kultural yang terdapat disuatu daerah dan punya hubungan timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2500 jiwa dngan Ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal antara ribuan jiwa.
b. Usaha/ ekonomi, umumnya bidang agraris yang sangat tergantung dg Alam/Cuaca.
c. Ada pertalian yang sama terhadap kesukaan atas kebiasaan.
Dengan demikian maka kita dapat melihat, jika di desa terdapat ikatan perasaan bathin yang kuat sesama warga, perasaan itu merupakan bagian yang tidakdapat dipisahkan dalam jiw masyarakat, seperti cinta berkorban, gotong royong, tepo slero, saling menghormati. Ini terjadi jika adat dan budaya masyarakat desa yang murni, artinya belum luntur karena pengruh budaya luar.
Adapun ciri masyarakat desa adalah :
1. Punya hubungan emosional mendalam dan erat.
2. Sistem kehidupan berkelompok dengan dasar kekeluargan.
3. Umumnya Pekerjaan tergantung pada bidang pertanian.
4. Masyarakatnya Homogen, dapat dilihat pada bidang pertanian, Agama,Adat Istiadat.
Karena anggota masyarakatnya mempunyai kepentingan pokok yang sama, maka kebersamaan tetap dijunjung tinggi, sebagai contoh, saat ada perhelatan pernikahan atau upacara perkawinan. Mereka akan gotong royong mensukseskan kegiatan anggota masyaraknya.
b. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan.
Sebagaimana pendapat para ahli, di indonesia lebih dari 80 persen masyarakat tinggal di desa, dengan tumpuan mata encarian pada bidang Agraris, orang kota memandang masyarakat Agraris adalah masyarakat yang damai,Harmonis, sehingga orang kota beranggapan, di desa aalah tempat melepas lelah, mnghilangkan kekusutan dan keruwetan. Ketenangan yang ada di desa yang oleh FERDINAND TO NIES, diistilahkan dengan masyarakat GEMEINSCHAFT ( paguyuban), Akibat paguyuban masyarakat itulah maka dinilai oleh kebanyakan orang, di desa harmonis rukun damai dll.
Jika kita dalami ternyata dalam masyarakt desa terdapat beberapa gejala sosial :
1. Konflik ( Pertengkaran).
Dalam pepatah orang tua ada yang berbunyi, “dekat bau tai, jauh bau kesturi”, pepatah ini memaksa kita untuk meneliti kondisi reil masyarakat pedesaan, ternyata mereka sangat rentan pertengkaran, penyebabnya karena mereka selalu bertemu, (tetangga terus menerus), sehingga kesempatan untuk saling cela dan cerca sangat banyak, tidak menutup kemungkinan terjadi perang saudara dan paling tidak saudaranya dianggab musuh, apalagi saudaranya tersebut rakus dengan harta atau hak. Masalah gengsi, kedudukan, perkawinan, batas tanah adalah pangkal masalah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat pedesaan, sehingga hubungan kekerabatan luntur.
2. Kontraversi ( pertentangan )
Perubahan konsep budaya, adat istiadat serta Psikologi, apalagi ada istilah Black Magic (Guna-guna) , menurut para ahli hukum adat masalah-masalah diatas adalah masalah kebiasaan, yang sering menjadi pertentangan bahkan mengundang pertentangan, yang menjadi penyebab prpecahan.
3. Kompetisi (Persiapan )
Masyarakat pedesaan adalah juga manusia, sipat manusia pasti punya ke-inginan meningkatkan taraf hidup agar labih maju, dalam mengejar taraf hidup tersebut timbul persaingan. Namun dalam wujut persaingan tujuannya adalah meningkatkan usaha, sehingga timbul positif dan negatif (Baik dan Buruk) biasanya ada yang melancar fitnah, karena iri atas keberhasilan usaha yang dilakukan anggota masayarakatnya, fitnah yang dilancarkan itu membuat masyarakat tegang, bahkan tidak menutup kemungkinan akan ada yang memanfatkan kondisi iri dengki, guna menggagalkan usaha anggotanya yang telah maju dan berhasil.
4. Kegiatan masyarakat pedesaan.
Masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam, banyak aktifitas yang dikerjakan, bahkan masyarakat pedesaan adalah masyarakat pekerja keras, namun akibat pekerjaan yang hanya menggantungkan dengan faktor Alam atau iklim, maka kegagalan dalam melakukan usaha yang umumnya menggantingkan hidup dalam bidang pertanian, namun paling banyak dirasakan masyarakat pedesaan bahkan dianggab gagal.
Menurut MUBIYARTO, Masyarakat petani pedesaan mempunyai sipat :
a. Tidak kolot, tidak bodoh, atau tidak malas, mereka telah bekerja keras, dan tetap menjaga agar tidak mati kelaparan.
b. Sipat hidup masyarakat desa /petani kecil (Petani gurem) karena hanya mempunya lahan yang rata-rata 0,5 Ha perjiwa, sehingga mereka Nrimo (Menyerah pada Takdir) karena rasa tidak berdaya.
Sehingga Menurut BF HOSOLITZ, untuk membangun masyarakat terbelakang ekonominya itu, harus menyediakan perangsang yang dapat menrik aktivitas warga masyarakat, sehingga menimbulkan keinginan bekerja lebih keras lagi, berhebat dalam belanja, harus berani mengambil resiko, kemudian mampu mengubah cara lama.
c. Sistem Nilai.
Berdasarkan pengamatan Sistem nilai petani di pedesaan terdapat beberapa hal antara lain :
1. Punya anggapan bekerja untuk hidup.
2. Oreintasi hanya pada masa sekarang, tidak untuk masa depan.
3. Menyesuaikan diri dengan alam, bahkan bencana wajib diterima, kurang mampu mengusai alam.
4. Hakikat kehidupan pada kebersamaan. Tidak mampu mencetuskan inisiatif , kurang percaya diri.
URBANISASI.
Yang dikatakan Urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dia adalah proses terjadinya masyarakat perkotaan,( baca soejono soekanto, sosiologi suatu pengantar, 1982 Hal 150) CV Rajawali Press). Ada pula sarjana lain yang mengatakan Urbanisasi adalah proses yang membawa bagian dari suatu penduduk untuk berdiam diusat perkotaan, sementara menurut Pengampu mata kuliah ini (Drs Jamiluddin), Urbanisasi adalah suatu peroses perpindahan penduduk dari desa ke kota, guna mendapatkan kehidupan yang layak. Adapun tanda tanda Urbanisasi :
- Ada arus perpindahan dari desa ke kota, akibat terbukanya informasi, karena mata pencarian di desa semakin sempit, dan industri tidak disebar secara merata.
- Bertambah banyak tenaga kerja non Agraria disektor skunder ( Industri ) dan sektoe Terseir (Jasa).
- Tumbuhnya pemukiman baru di kota.
- Meluasnya pengaruh kota di pedesaan terutama segi ekonomi,sosial, kebudayaan dan psikologi.
Adapun penyebab Urbanisasi pada dasarnya hanya ada tiga hal :
1. Pertambahan penduduk secara alamia.
2. Terjadi arus perpindahan dari desa kekota.
3. Tertariknya pemukiman pedesaan kedalam lingkup kota sebagai akibat dari pengembangan kota dari berbagai bidang, terutama ketersedianya tenaga kerja,
Terjadinya arus itu sendiri diakibatkan oleh Push Faktor, dimana masyarakat desa sendiri yang melakukan dorongan, agar generai muda meninggalkan desanya, guna mendapatkan pekerjaan, disamping itu ada juga Full Factors, karena faktor-faktor di kota mampu menjadi daya tarik masyarakat desa, untuk pindah bahkan menetap di kota, adalapun bentuk Push Faktors adalah :
A. Perpindahan itu sendiri akibat dari kemiskinan, dan kemiskinan itu karena cepatnya pertumbuhan penduduk, sementara kesediaan lahan tidak mencukupi guna memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Pemerintah telah berupaya melakukan Intensifikasi lahan, disamping itu bentuk Home Industri pedesaan tergusur oleh Industri modren.
B. Pemuda merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat, dengan cara hidup yang menoton, mereka pindah kekota guna mengembang tumbuhkan jiwa mereka.
C. Didesa tidak banyak tersedia kesempatan menambah Ilmu, untuk mendapatan pendidikan yang layak, masyarakat pindah ke kota.
D. Lambannya reaksi bidang spritual.
E. Tidak ahli bertani, sehingga berusaha mengembangkan keahlian lain.
F. Gagal panen, penyakit, bencana alam di desa, maka untuk menunjang kehidupan lari kekota.
G. Terjadi pertentangan antar kelompok, golongan, atau bahkan Nasional, maka memaka masyarakat desa lari kekota, guna menjaga keamanan..
Sementara Faktor Full Faktors, yang seolah jadi penarik dari kota adalah :
a. Adanya anggapan bahwa di kota mendapatkan pekerjaan lebih muda.
b. Ada motif guna mengangkat posisi sosial, guna mendapatkan harapan baru.
c. Sebagian orang beranggapan dikota punya kesemptan menghidari kontrol sosial.
d. Dikota lebih mudah berkifrah, seperti mengembangkan keahlian.
e. Tersedianya modal yang banyak, dibanding di desa
f. Bentuk dan jenjang pendidikan lebih lengkap di kota.
g. Kota dianggab mampu mengembangkan pergaulan, karena banyak type manusia, dari yang paling rendah hingga kelas Pejabat.
Adapun akibat dari URBANISASI :
a. Timbulnya tempat pemukiman baru
b. Meningkatnya jumlah Tunakarya.
c. Muncul pemukiman kumuh dan tidak layak huni.
d. Muncul hidup yang tidak sehat..
Untuk mengatasi Arus Urbanisasi Diperlukan usaha penanggulangan, dengan jangka panjang dan jangka pendek, penaggulangan itu dilakukan oleh pemerintah, kota yang pada akhirnya timbul masalah Sosial.
Jadilah Jadilah dulu yo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar