Rabu, 24 Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN



Silabus  Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Dicopy dari : http://www.scribd.com/doc/11340467/Belajar-Dan-Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
1. Latar Belakang Paedagogis
Upaya untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan, mendorong UNESCO (1998 ) Mendeklarasikan empat pilar pembelajaran yaitu : ( 1 ) learning to know ( pembelajaran untuk tahu ); ( 2 ) learning to do ( pembelajaran untuk berbuat );
( 3 ) learning to be ( pembelajaran untuk membangun jati diri ); ( 4 ) learning to live together( pembeljaran untuk hidup bersama secara harmonis ). Misi – misi ini khususnya learning to live together dalam bidang ilmu – ilmu sosial dan humaniora.

2. Dasar Yuridis
Dalam undang – undang No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional Psal 40 Ayat 1 butir e dikemukakan bahwa : “ pendidikan dan tenaga kependidikan berhak memperoleh ‘ kesempatan menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas ‘.” Dalam Pasal 40 Ayat 2 butir a yang menyatakan bahwa pendidik berkewajiban “ menciptakan suasana yang bermakna, menyenagkan , kreatif, dinamis, dan diglogis “.

B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN BAHAN ISBD
Visi ISBD sebagai berikut : “ Mahasiswa selaku individu dan mahluk social yang beradap memiliki landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap keritis, peka, dan arif dalam menghadapi persoalan social dan budaya yang berkembang di masyarakat.”

Sedangkan Misi ISBD adalah :
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat manusia sebagai individu dan mahluk social dalam kehidupan masyarakat
b. Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hokum dan budaya sebagai landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesame manusia sehingga akan terwujud masyarakat yang tertib, teratur dan sejahtera
c. Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah social dan budaya serta mampu bersikap keritis, analitis, dan responsive untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di masyarakat.

Nursyid Sumaatmadja ( 2002 : 107 ) Mengatakan bahwa : “ Pendidikan umum mempersiapkan generasi muda terlibat dalam kehidupan umum sehari-hari dalam kelompok mereka, yang merupakan unsur kesatuan budaya, berhubungan dengan seluruh kehidupan yang memenuhi kepuasan dalam keluarga, pekerjaan, sebagai warga negara, selaku umat yang terpadu serta penuh dengan makna kehidupan.” 

Sedangkan Philip H. Phenik ( 1964 : 6-8 ) mengemukakan bahwa : “ Pendidikan umum merupakan proses pembangkitan makna-makna yang esensial yang membimbing pelaksanaan hidup manusia melalui perluasan dan pendalaman makna-makna tadi “ selanjutnya Phenik mengatakan ( dalam Nursyid S., 2002 : 109 ) Bahwa makna makna esensial yang melekat dalam kehidupan masyarakat dan budaya manusia meliputi enam pola, yaitu Simbolik, Empirik, Estetik, Etik, dan Sinoptik.

Jika dikaji secara historis, studi sosial, dan studi kebudayaan memiliki tujuan yang beragam, yaitu :
1. Mendidik mahasiswa menjadi ahli dibidang ilmu
2. Tujuannya menumbuhkan warga Negara yang baik
3. Kompromi antara pendapat pertama dan kedua 

ISBD harus merupakan :
a. Simplifikasi dan distalasi dari berbagai disiplin ilmu social dan budaya untuk kepentingan pendidikan ( Wesley, 64. hlm.3 )
b. Tujuannya merupakan “….a body of predigested and organized knowledge,…storehouse of knowledge,skills,specific virtues,the presumed product of research in the social sciences, to be transmitted to the student.”
c. Bahan peljaran harus merupakan sebagian dari hasil penelitian ilmu-ilmu social dan budaya yang dipilih dan diramu sehingga cocok untuk program pendidikan.

C. PENTINGNYA PENDEKATAN INTERDISIPLIER DALAM ISBD
Penggunaan pendekatan multidisiplin dalam proses pembelajaran ISBD bias menggunakan pendekatan structural, yaitu beberapa disiplin ilmu sosial atau displin ilmu budaya digunakan sebagai alat untuk menkaji masalah, tetapi sistematika salah satu struktur disiplin tertentu masih terlihat dominan sebagai pisau analisisnya.

D. BEBERAPA ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN ISBD
Ceramah, Tanya jawab, dan diskusi tentu saja masih dipandang penting terutama untuk memberikan penjelasan dasar – dasar ilmiah serta materi esensial yang menadi basic concept masalah yang akan di bahas, akan tetapi model pembelajaran problem solving, inquiry, klasifikasi nilai, science technology and society, social action model, serta portofolio based learning sangat diperlukan untuk mengembangkan empat pilar pendidikan yang dikemukakan UNESCO.


E. PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
1. Pengertian
Istilah portofolio yang paling sering dikenal terdapat dilapangan pemerintahan, terutama ketika menunjuk pada menteri yang tidak membawahi suatu departemen, biasanya menteri seperti itu disebut menteri Negara atau minister without portofolio. “kegiatan social paedagogis “, yaitu collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran serta didik baik yang berwujud pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Sedangkan sebagai model pembelajaran boediono ( 2001 ) mengatakan bahwa portofolio merupakan bentuk dari praktik belajar kewarganegaraan, yaitu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalaui pengalaman belajar praktik empiris.

2. langkah – langkah pembelajaran
Langkah pembelajaran berbasis portofolio ( D. Budimansyah, 2002 ) meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi masalah
b. Memilih masalah untuk kajian kelas
c. Mengumpulkan imformasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas
d. Mengembangkan portofolio kelas
e. Penyajian portofolio ( show case )
f. Criteria penilaian portofolio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar