Rabu, 24 Oktober 2012

E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok tetapi tidak setiap warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu,ia bias menjadi anggota lebih dari satu kelompok social, maka individu memiliki kemampuan untuk :
1) Menempatka diri, dan
2) Ditempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan social ekonomi tertentu, (laporan 1002:6)
Dalam kaitannya dengan stratifikasi social Max Weber menjelaskan stratifikasi social dalam tiga dimensi, yaitu :
1) Dimensi kekayaan
2) Dimensi kekuasaan
3) Dimensi prestise
Lebih jauh Webber dalam “Class, status, party” menjelaskan bahwa, sesuatu disebut kelas apabila:
1) Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber dalam kesempatan hidup (life chance) mereka
2) Komponen ini secara ekslusi tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa pemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan
3) Hal ini terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja
Peter J. M. Nas dan Marrie V. Sande memberikan pengertian gaya hidup seperti berikut :
“Life style is more less conscious constructed but transitory frame of reference, created in relative liberty in relation to certain structural determinants to strengthen the individual identity of orce communication, which open possibility for interacting persons to follow a particular valued paterns of behavior and to attach specifict meaning to all sorts o objects and expressions.” (1982).
Study terhadap gaya hidup dari dua pendekatan atau dari dua arahan yang berbeda, yaitu:
1) Dengan mempertanyakan gya hidup dari mereka yang memiliki posisi sosioekonomi yng sama, atau
2) Ciri-ciri sosioekonomi yang bagaiman dari mereka yang memiliki gaya hidup yang sama.
a) Indikator untuk menentukan dimana tingkat seseorang berada, misalnya, dari tempat tinggalnya dan tipe rumah yang ditempatinya.
b) Sebagai penghargaan atas konsekuensi dari adanya ketidaksamaan dengan yang lain
c) Sebagai tekhnik untuk menetapkan keabsahan tingkat kehormatan seseorang mencari bentuk atau cara untuk pengabsahan bahwa dia telah berada pada level atau status yang baru.
Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kehidupan, tetapi Nas dan Sande berusaha membuat suatu pengelompokkan dimensi gaya hidup dalam kelompok, yaitu :
1) Dimensi Morfologis
2) Hubungan social dan Jaringan Kerja
3) Penekanan Bidang Kehidupan (Dominan)
Seseorang dapat menekankan kehidupannya pada suatu bidang tertentu yang menjadi prioritasnya
4) Makna Gaya Hidup (Wordview)
Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang-bidang kehidupan
5) Dimensi Simbolik (Style)
Symbol-simbol yang digunakan dalam hidupnya dimensi-dimensi gaya hidup di atas terlihat lebih mengandung nilai social, bentuk-bentuk hubungan social ini baik yang asosiatif ataupun yang disosiatif akan menimbulkan kelompok-kelompok social.
Bahwa adanya kelompok-kelompok social dalam stratifikasi karena adanya hubungan antara:
a) Kesesuaian penilaian seseorang yang berada pada kelompok tersebut dengan orang lain yang berada pada kelompok yang sama terhadap sesuatu yang penting bagi kelangsungan system yang mereka kembangkan
b) Atau juga masalah individu terhadap penilaian yang diberikan antara orang yang berada pada kelompok yang berbeda.(R. Bendix & Lipset, 1966:510-515)
Keberhasilan peniruan ini tergantung kepada:
Ø Kemampuan orang yang meniru, karena tidak semua gaya hidup dapat ditiru. Tetapi banyak yang tidak dapat dibeli dengan uang, melainkan melalui proses yang lama atau pengorbanan
Ø Penerimaan kelompok luar yang dijadikan kelompok acuan.
Ø Dalam posisi individu sudah keluar dari anggotaan suatu kelompok dan belum diterima sebagai anggota kelompok yang diacu, maka ia berada pada posisi pinggiran atau marginal man
Ada dua kemungkinan yang bias dilakukan, atau yang ia hadapi, yaitu:
Pertama: Apabila ia dapat mengafiliasikan dirinya dengan kelompok acuan dengan baik, ia akan berhasil
Kedua : Apabila kemungkinan di atas tidak terjadi (kurang mampu atau struktur kelompoknya ketat), maka ia akan kehilangan akar sosialnya (socially rootless)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar